Rabu, 08 Juli 2009

Stadion Sriwedari Solo, Tempat diadakannya PON I





















(Sumber : liga indonesia.com)
Stadion ini didirikan oleh Susuhunan Paku Buwono X, yang melihat kenyataan bahwa semakin banyak rakyat bersepakbola di jalan-jalan atau di alun-alun. Paku Buwono X kemudian mendirikan Stadion Sriwedari lengkap dengan lampu sebagai apresiasi terhadap kebangkitan “Sepakbola Kebangsaan” yang digerakkan PSSI. Stadion itu diresmikan Oktober 1933. Dengan adanya stadion Sriwedari ini, kegiatan persepakbolaan semakin ramai.



Stadion Sriwedari Monumen PON I, Riwayatmu Kini…

(oleh Krisna Kartika Sari pada 18-04-2008)

Stadion Sriwedari selalu menjadi sejarah. Maklum saja, stadion tersebut memiliki makna mendalam bukan hanya bagi Kota Solo tapi juga bangsa Indonesia. Tempat tersebut menjadi “Monumen PON I” setelah menjadi tempat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 1948. Tak hanya itu stadion tersebut, juga selalu menjadi ruang terbuka bagi insan olahraga Solo. Bahkan di era Kompetisi Galatama, klub Arseto Solo sempat mencatatkan tinta emas sebagai juara di Stadion bersejarah itu.

Setelah berubah nama menjadi Stadion R Maladi, seolah stadion kebanggaan masyarakat Solo itu kehilangan magis. Bukan lantaran kehilangan keasliannya. Tapi salah satu cagar budaya itu kini dalam kondisi memprihatinkan. Selain lapangan rusak parah, masih ada fasilitas lain seperti loker ganti pemain dan kamar mandi pemain masih jauh dari hakekat bersih. “Memang tak seasli yang dulu, perubahan wajah ada pada kanopi depan. Sementara hal lain mulai lintasan lari, tribun hingga pagar masih belum mengalami perubahan, masih asli,” aku pengelola Stadion R Maladi, Heri Isranto.

Padahal semua tahu, tahun 2008 ini, Stadion R Maladi Sriwedari rencananya bakal dijadikan markas Laskar Sambernyawa, Persis Solo saat mengarungi Liga Indonesia 2008. Lebih memprihatinkan lagi, lapangan yang konon memiliki resapan terbaik karena dibangun dengan desain Belanda itu kini rusak berat. Praktis sejak awal Maret, lapangan tak mengenal kata istirahat, 7 hari tiada henti. Bukan hanya digunakan Kompetisi Divisi I Persis kemudian latihan tim Persis baik U-18 maupun Madya. Tapi tempat itu juga disewakan bagi umum termasuk event hiburan. “Kondisi lapangan memang sedikit rusak akibat diinjak-injak penonton saat event musik berskala nasional Sabtu (12/4) lalu. Tapi kita upayakan untuk segera ratakan dan perbaiki,” jelas Hery.

Tak dipungkiri, masalah finansial memang menjadi problem bagi pengelola. Akibat tak mendapat bantuan APBD, praktis manajemen Stadion hanya mengandalkan jasa sewa baik klub, pecinta olahraga, komunitas pedagang mobil (bursa mobil) hingga konser musik sebagai penyangga kebutuhan dana rutin. Padahal untuk merawat stadion bersejarah itu butuh dana tak sedikit. Melihat kenyataan itu, Wakil Walikota Solo sekaligus Ketua Umum Persis Solo, FX Hadi Rudyatmo menyatakan untuk sementara konser tak boleh digelar di Stadion Sriwedari.

“Hanya khusus konser Rabu (30/4) tetap berjalan sebab sudah ada kesepakatan kerja. Tapi setelah itu praktis kami akan total fokus ke perbaikan lapangan,” imbuh Hery. Para pelaku sejarah pun turut prihatin. Tak terkecuali bagi mantan bek kiri Arseto, Sukisno. “Sebagai orang yang dibesarkan di Stadion Sriwedari saya ingin Stadion ini dimaksimalkan untuk kepentingan olahraga, bukan berarti tidak boleh untuk kegiatan lain. Jadi pengelola harus berhati-hati dalam penggunaan,” ungkap pria yang juga pelatih Persis Madya itu.

Walau terbilang harus segera mendapatkan perhatian, namun bagi mantan bek tengah Persis era 1990-an, Totok Supriyanto. Kondisi lapangan Stadion R Maladi belumlah terlalu parah. “Jika tambal sulam selesai, rasanya kalau buat main bola termasuk kompetisi masih bisa,” terang pria yang kini menjadi lurah pasar itu.Tentunya belum ada istilah terlambat . Insan olahraga Solo pun berharap agar Pemkot dan pengelola dapat menyelamatkan salah satu maskot Kota Bengawan. Seperti diutarakan penggila bola Solo, Joko Harnoto. “Rasanya ini salah satu aset Solo, jadi kita harus menjaga. Pengelola dituntut tegas dalam menegakkan aturan agar ke depan kerusakan lapangan tak terulang lagi,” ujar pengusaha pakaian olahraga itu.(Krisna Kartika Sari)

0 komentar: